Saat bibir malas terbuka dan tak bersuara
Aku hanya diam tanpa kata
Untuk apa aku berbicara
Jika sebuah kata tak lagi berharga
Untuk apa aku menyapa
Jika bagimu aku tidak ada
Lebih baik aku diam
Biarlah tenggelam dilautan yang dalam
Dengan menahan luka sepanjang malam
Lebih baik aku diam menahan amarah
Daripada nanti membawa masalah
Walau aku diam tak bersuara
Tetapi aku meminta
Didalam diam aku berdo'a
Semoga saja dirimu menyadarinya
Terima Kasih Senyum
Ku ucapkan terima kasih kepadamu.
Terutama Kepada senyumanmu yang anggun itu.
Berkat senyummu, kini aku tahu kenapa engkau terlihat begitu cantik.
Berkat senyummu, kesedihan dalam diriku hilang dalam hitungan detik.
Berkat senyummu, hati ini terasa berbeda dan tak bisa berkutik.
Entah apa yang senyummu lakukan kepadaku.
Tapi itu tak masalah.
Aku hanya berharap,
Teruslah tersenyum, agar engkau terus terlihat anggun.
Teruslah tersenyum, agar aku bisa mengucapkan terima kasih.
Teruslah tersenyum, karena pada dasarnya senyummu membuatku tertarik kepadamu.
Dan pada dasarnya senyummu membuatku mulai suka kepadamu.
Wahi senyum, sekali lagi ku ucapkan,
Terima Kasih.
Jika Sampah Dapat Berbicara
Suatu hari disebuah taman, seorang pemuda sedang duduk
menikmati cemilan yang ia beli sebelumnya. Dengan begitu hikmat ia menikmati
rasa makanan tersebut.
Setelah beberapa saat, cemilan yang tadinya ia nikmati telah
habis. Dengan rasa yang begitu menggoda, ia kepikiran untuk membelinya lagi.
Lalu dengan cepat dia berdiri, namun sebelum ia berjalan
pergi membeli cemilan, ia melemparkan begitu saja bungkus cemilan yang sudah
habis tadi ke sembarang tempat.
Ketika hendak pergi dan baru satu langkah kaki yang ia
gerakkan, tiba-tiba dia mendengar suara.
“Hey Pemuda!”
Langganan:
Postingan (Atom)